Senin, 17 Februari 2014

Siaga, Gunung Rokatenda, Karangetang serta Lokon Selalu Dipantau

Siaga, Gunung Rokatenda, Karangetang serta Lokon Selalu Dipantau

Sejumlah 22 gunung api di Indonesia ada diatas normal. Dua gunung dalam status paling tinggi atau Awas (level IV), tiga gunung dalam status Siaga serta bekasnya juga beraktifitas dengan status Waspada.

Ada pada cincin api atau ring of fire dengan kehadiran gunung yang menyebar di kepulauan serta luat, Indonesia benar-benar punya potensi dirundung bencana tektonik. Diperlukan kewaspadaan, kepedulian serta kearifan dari seluruhnya pihak dalam menanggulangi bencana yang berlangsung.

Ketidakpatuhan warga dengan ketentuan yang tengah diberlakukan pada Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Propinsi Sumatera Utara, mengakibatkan 17 orang wafat dunia. Sejumlah 14 orang wafat di lokasi serta tiga wafat sesudah melakukan perawatan lantaran terkena awan panas.

Tetapi dengan ketelitian, potensi korban jiwa untuk warga yang tinggal di kaki Gunung Kelud malah bisa diminimalisir. Ada empat warga yang wafat, namun bukan hanya lantaran efek segera dari erupsi Gunung Kelud.

Saat ini, Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dengan cara spesial tengah memonitor Gunung Papandaya, di Garut, Jawa Barat, yang naik status jadi Waspada dari 06 Juni 2013. Gunung ini alami penambahan kegiatan satu hari sesudah Gunung Kelud di Kediri Jawa Timur, meletus, Kamis malam, 13 Februari 2014.

Kegiatan kegempaan yang berlangsung di kawah gunung terekam seismograf di pos awasi PVMBG Papandayan. Jumat 14 Februari 2014, terekam 65 kali lebih gempa vulkanik serta tektonik yang berlangsung dalam perut Gunung Papandayan.

Tak hanya gunung-gunung yang ada di Jawa serta Sumatera, PVMBG juga memonitor kegiatan Gunung Rokatenda, yang ada di Pulau Palue, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), Gunung Karangentang serta Rokatenda yang ada di Sulawesi Utara.

Dari catatan Tubuh Geologi Kementerian ESDM, Gunung Rokatenda dengan tinggi 875 mdpl ini aktif dengan jenis strato. Dari catatan histori, letusan paling akhir berlangsung pada th. 1985 berbentuk letusan abu setinggi 1000-2000 mtr. dibarengi lontaran material sejauh 200-300 mtr. dari pusat erupsi.

Erupsi pada th. 1981 dibarengi oleh terbentuknya kubah lava. Sesaat Erupsi Gunung Rokatenda dari Bln. Oktober 2012 sampai waktu ini ditandai oleh tumbuhnya kubah lava dibarengi guguran-guguran serta awan panas guguran.

Penambahan kegempaan tetap sering berlangsung dengan letusan yang diikuti dengan guguran serta luncuran awan panas. Tinggi asap letusan pada 800-4. 000 mtr. diatas puncak kubah.

Yang paling teranyar, kesibukan letusan Gunung Rokatenda sudah berlangsung dari bln. Oktober 2012 serta dinaikan dari Waspada jadi Siaga. Waktu itu berlangsung letusan abu setinggi 1500 – 2000 mtr. diatas puncak dibarengi awan panas guguran mengarah ke lembah Ojaubi dibagian barat laut.

Pada seputar jam 12. 00 siang, ada korban jiwa disebabkan terkena awan panas di pantai/teluk Punge di mulut lembah sungai yang berhulu di puncak/seputar kubah lava baru Gunung Rokatenda. Jumlah korban sejumlah lima orang, tiga korban adalah orang dewasa danb dua korban yaitu anak-anak belum ditemukan.

Prakiraan volume kubah lava

Volume material kubah lava di Gunung Rokatenda diprediksikan meraih seputar 5, 1 juta m3 pada 13 Januari 2013. Dari hasil penilaian segera di lapangan pada 7 Februari 2013, disebabkan letusan tanggal 2 Februari 2013 sudah membongkar seputar 25 % dari kubah lava tersebut di sisi selatan.

Menurut hal itu ancaman bahaya di Gunung Rokatenda waktu ini, yakni guguran kubah lava serta aliran awan panas. Lontaran material pijar serta hujan abu lebat.

Daerah landaan awan panas waktu ini tetap ada di lembah-lembah sungai dibagian selatan, barat daya, serta barat laut. Tetapi bila kubah lava selalu tumbuh serta daya letusan makin kuat maka guguran lava serta luncuran awan panas bisa punya potensi meluas ke arah barat, barat laut serta tenggara.

Daerah-daerah yang punya potensi terlanda perluasan guguran lava serta awan panas yaitu Desa Nitunglea, Desa Rokirole, serta Tuanggeo. Jarak luncur awan panas bisa meraih jarak kian lebih 3 km.

Lontaran material memiliki ukuran kian lebih 6 cm ditemukan sampai jarak 3 km dari kubah lava mengindikasikan kesibukan erupsi Gunung Rokatenda makin meningkat. Daerah-daerah yang punya potensi terlanda lontaran material (pijar) waktu ini yaitu Desa Nitunglea, Desa Rokirole, Desa Tuanggeo, Dusun Ona, Dusun Wolondopo. Radius lontaran material (pijar) bisa meraih jarak seputar 3 km.

Hujan abu (lebat) tergantung pada arah serta kecepatan angin. Seluruhnya daerah di Pulau Palue sudah terlanda hujan abu. Daerah yang ada dekat dengan kubah lava serta punya potensi terlanda hujan abu lebat yaitu Desa Nitunglea (Dusun Awa, Dusun Ugo, Dusun Oka Cere), Desa Rokirole (Dusun Poa, Dusun Cawalu), serta Desa Tuanggeo (Dusun Lei, Dusun Nara), Desa Kesokoja (Dusun Wolondopo), serta Kampung Ona.

Sampai saat ini, pemantauan dengan cara intensif selalu dikerjakan manfaat mengevaluasi aktivitas Gunung Rokatenda. Pemahaman aktivitasnya terus dikerjakan dengan cara intensif lewat aktivitas sosialisasi perihal ancaman bahaya letusan Gunung Rokatenda.

Orang-orang serta wisatawan dilarang tidak untuk mendekati serta beraktivitas di seputar lembah-lembah/sungai yang berhulu dari seputar kubah lava baru untuk hindari ancaman awan panas guguran serta banjir lahar disebabkan hujan dibagian puncak.

Pemerintah Daerah selalu berkoordinasi dengan Pos Penilaian Gunung Rokatenda atau Pusat Vulkanologi serta Mitigasi Bencana Geologi, Tubuh Geologi di Bandung. Pusat Vulkanologi serta Mitigasi Bencana Geologi bakal senantiasa berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah serta BPBD Propinsi Nusa Tenggara Timur dalam berikan info perihal aktivitas Gunung Rokatenda.

Kasubdit Penilaian serta Penyelidikan Gunung Api lokasi timur, Kristianto memberikan, sampai Senin siang, 17 Februari 2014, kegiatan gempa yang mengakibatkan guguran tetap berlangsung serta terpantau dari pos penilaian. Dari 2012, berlangsung perkembangan kubah di puncak Gunung Rokatenda.

" Memanglah bila kita tengok, ada perkembangan kubah. Walau tak terlampau penting, namun ini yang selalu kita amati serta mesti terus pada status Siaga, " tuturnya pada VIVAnews.

Ditambahkan Kristianto, kegempaan vulkanik dangkal diawasi tiap-tiap 6 jam. Senin pagi, berlangsung 2 x gempa dangkal serta satu kali gempa hembusan. Ada juga lontaran material sejauh 3 km.

" Ada awan panas dari 2012. 2013 kita tengok intens, memanglah ada perkembangan kubah, yang tadi mengarah ke selatan, saat ini mengarah ke barat laut, " tuturnya lagi.

Sesaat di Gunung Karangentang, yang ada di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Sulawesi Utara, juga tetap berlangsung gempa vulkanik. Terpantau juga ada guguran material.

" Kegiatan tetap tinggi serta belum di turunkan dari Siaga, " tuturnya.

Hal yang sama saja berlangsung di Gunung Lokon, yang ada dekat dengan Kota Tomohon, Propinsi Sulawesi Utara. Gunung dengan ketinggian 1. 580 mdpl ini dapat tetap berlangsung gempa vulkanik serta statusnya terus Siaga.