Selasa, 20 Februari 2018

Bisakan Membari Imunisasi Saat Bayi Sedang Sakit?

Orang-tua butuh memberi imunisasi si kecil dengan dua argumen.


Pertama, membuat perlindungan dianya. Walau Ibu berfikir, kesempatan untuk tertular penyakit itu cukup kecil, tapi penyakit itu masih tetap ada serta bayi bisa tertular bila tidak terproteksi.


Baiknya, kapan imunisasi diberi pada bayi? Dapatkah imunisasi diberi waktu bayi sakit?


Agar imunisasi efisien, baiknya imunisasi diberi waktu bayi dalam keadaan sehat hingga system antibodi badannya bekerja maksimal. Bagaimana apabila ia sakit? Bergantung type penyakit serta kronis tidaknya masalah.


Apabila tidak terlalu kronis, umumnya imunisasi tetap masih bisa dikerjakan. Terkecuali, apabila sakitnya betul-betul kronis, jadi baiknya menunda imunisasi hingga betul-betul sehat.


Sebab, terkecuali di kuatirkan imunisasi tidak berefek maksimal, keadaan bayi yang lemah juga di kuatirkan bisa lebih buruk keadaan kesehatan anak. Sebab, imunisasi yaitu memasukkan bakteri yang telah dilemahkan.


Umumnya, sebelumnya imunisasi, dokter, bidan, atau tenaga kesehatan yang lain juga akan mengecek keadaan bayi.


Bila keadaannya tidak sangat mungkin, mereka umumnya memohon bayi untuk kembali sekali lagi sekian hari lalu atau saat keadaan bayi telah sempurna.


Sesudah diimunisasi, kadang-kadang keluar resikonya seperti demam, pembengkakan kecil, merah ditempat suntikan, nyeri, abses kecil, parutan, dsb. Berikut yang diberi nama Peristiwa Ikut-ikutan Saat Imunisasi (KIPI).


Tidak butuh cemas, ini sinyal tanda lumrah serta menunjukkan bila vaksin bekerja dengan pas.


Sesudah imunisasi DPT umpamanya, banyak bayi yang alami penambahan suhu dengan kata lain demam. Umumnya dokter juga akan memberitahu hingga kita butuh bersiap seandainya anak demam.


Juga dokter akan memberi obat penurun demam sebelumnya imunisasi dikerjakan. Umumnya, tanda panas juga akan turun serta hilang sendiri kurun waktu sekitaran 2 hari.


Atau imunisasi BCG, bayi umumnya alami pembengkakan kecil serta merah ditempat suntikan.


Lalu keluar abses sesudah 2–3 minggu serta jadi luka dengan garis tengah sekitaran 10 mm. Tidak butuh takut, luka juga akan pulih sendiri dengan meninggalkan luka parut kecil.


Beberapa besar KIPI tidak beresiko serta tidak sering menyebabkan efek negatif yang berat. Meskipun demikian Ibu serta Ayah butuh selekasnya membawa anak ke dokter apabila anak alami reaksi anafi laktik selesai imunisasi.


Umumnya reaksi ini dihadapi anak yang alami alergi berat. Tanda yang keluar diantaranya pembengkakan mulut atau tenggorok, kesusahan bernapas, mengi, penurunan desakan darah, dan sebagainya.


Masalah ini begitu tidak sering berlangsung. Tetapi, apabila keluar, selekasnya bawa anak ke dokter. Walau dampaknya kadang-kadang cukup merepotkan, tetapi dibanding faedah yang didapat jauh semakin besar. Benar, kan Mam? Karenanya, janganlah lupa memberi imunisasi buat si kecil ya Mam.



Bisakan Membari Imunisasi Saat Bayi Sedang Sakit?